Sunday, January 19, 2014

Hari Besar Agama Hindu



Kata Pengantar

Om Swastyastu
            Puja dan Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya lah makalah yang berjudul “Hari Besar Agama  “ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
            Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekuraangan, untuk itu saya mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
            Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermamfaat dan berguna  untuk para pembaca.
Om Cantih, Cantih, Cantih Om

Denpasar, 29 September 2013

                        Penulis                        



Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................... 3
BAB I             : PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Hari Suci Agama Hindu................................................ 4
1.2  Tujuan Penulisan...................................................................................... 5
1.3  Batasan Masalah...................................................................................... 5
1.4  Metode Penulisan.................................................................................... 6

BAB II            : ISI
2.1  Pengertian Hari Besar Agama.................................................................. 7
2.2  Hakekat Hari Suci Agama Hindu............................................................ 7
2.3  Pengelompokan dan Jenis-Jenis Hari Suci............................................... 9
2.4  Tujuan Pelaksanaan Hari Suci.................................................................. 11
2.5  Pelaksanaan Hari Suci Dalam Kehidupan Masyarakat............................ 12
2.6  Pengaruh Hari Suci Keagamaan Terhadap Sikap Moral.......................... 12
2.7  Pengaruh Hari Suci Keagamaan Terhadap Peningkatan Sradha dan Bakti Kepada Sang Hyang Widhi Wasa.................................................................................. 12

BAB III          : PENUTUP
4.1  Kesimpulan.............................................................................................. 14
Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Hari Suci Agama Hindu
Hari suci Agama Hindu ialah hari yang dipandang (dianggap) suci, karena pada hari-hari suci itu, umat Hindu wajib melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) beserta segala manifestasi-Nya. Hari-hari suci pada hekekatnya merupakan hari­hari payogaan Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya. Oleh karena itu pada hari-hari tersebut merupakan hari-hari yang baik untuk melakukan Yadnya. Yadnya dilakukan oleh umat manusia sebagai penghormatan dan pemujaan terhadap Hyang Widhi (Tuhan Maha Pencipta) dan pernyataan rasa syukur dan terima kasih manusia kehadapan-Nya.
Hari suci agama Hindu jumlahnya cukup banyak dan maknanyapun bermacam-macam. Ada hari suci yang dirayakan bersama oleh seluruh umat, hari ini disebut hari raya (rerahman), bhumi (jagat). Dan ada pula hari suci yang dirayakan hanya oleh beberapa keluarga pada hari-hari tertentu.
Di antara sekian banyak hari suci yang dimaksudkan ada beberapa hari raya yang menonjol dan terpenting. Demikian pula perayaannya dilakukan oleh umat bersama dan serentak pula dengan segala tata upacaranya. Perayaan itu dilakukan dnegan penuh kehidmatan dan kesungguhan sikap bathin sebagai landasan dan perwujudan sembah bhakti sekala terhadap Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya. Adapun hari-hari suci yang dimaksud adalah Nyepi (Tahun Baru), Saraswati, Galungan, Kuningan.

1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain :
ü  Supaya kita semua sedikit tahu, umumnya umat Hindu tentang makna, arti dan makna hari besar agama hindu sehingga dalam menjalankan dan melaksanakannya kita akan lebih mantap dan tiada kebimbangan atau pertanyaan dalam hati.
ü  Supaya makalah ini dapat dipakai oleh masyarakat Hindu secara luas, bukan hanya oleh satu kelompok daerah saja.
ü  Sebagai nilai tambahan bagi penulis untuk mata pelajaran Budi Pekerti, yang mungkin dapat menutupi sedikit kekurangan penulis, baik nilai ujian maupun keaktifan penulis.
ü  Sebagai perangsang bagi penulis sendiri dan pembaca untuk lebih mencari tahu seluk beluk tentang apa yang ada hubungannya dengan prihal keagamaan, khususnya Agama Hindu, apalagi penulis adalah seorang Pelajar SMK N 5 Denpasar, sehingga perlu tahu tentang keagamaan
1.3   Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu tidak melebihi dari yang dijelaskan dalam Bab selanjutnya, mengenai :
ü  Bagaimana sejarah dari Hari Raya Galungan dan Kuningan.
ü  Kapan Galungan dan Kuningan dirayakan.
ü  Bagaimana rentetan atau rincian upacara dan upakara dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
ü  Bagaimanakah fungsi dari penjor dan Ngelawang dalam penyambutan dan perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan

1.4  Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini yakni metode kepustakaan, dimana penulis berusaha mencari materi dari buku-buku, surat kabar dan literatur lain.



Bab II
Isi

2.1  Pengertian Hari Suci Agama Hindu
Hari suci keagamaan sering disebut hari raya keagamaan atau hari-hari besar keagamaan. Hari Raya adalah hari yang diperingati atau diistimewakan, karena berdasarkan keyakinan hari-hari itu mempunyai makna atau fungsi yang amat penting bagi kehidupan seseorang baik karena pengaruhnya maupun nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Sehingga dirasakan untuk perlu untuk diingat dan diperingati selalu.
Dengan merayakan atau memperingati hari “Raya (Suci)” tersebut baik yang telah ditentukan atau dinyatakan dalam kitab suci, atau menurut kepercayaan tradisionil hari tersebut akan memberi pengaruh terhadap dirinya sehingga dirasakan sangat berkewajiban untuk diperingati.

2.2  Hakekat Hari Suci Agama Hindu
1.      Sebagai Alat Meningkatkan Sradha Bakti

Hari suci umat Hindu sangat diistimewakan dan dikeramatkan kehadirannya. Nama hari suci oleh umat Hindu di Bali lebih dikenal dengan nama “Rerahinan”. Setiap rerahinan seluruh umat Hindu menyibukan diri melakukan kegiatan keagamaan.
Semua itu diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah aturan atau banten sebagai sarana Sradha dan Bhakti pada hari suci. Suasana perayaan hari suci atau rerahinan itu sangat baik apabila melalui sikap “Asuci Laksana” yang artinya mengkondisikan suasana diri yang tenang, hening, dan suci serta eling kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Asuci Laksana dapat dilakukan melalui hal berikut :
a)      Menembangkan nyanyian suci, kidung, kawitan, sekar alit
b)      Mendengarkan Dharma Tula dan Dharma Wacana
c)      Berpakaian sembahyang sesuai daerah masing-masing
d)     Megegambelan gender, gong, bleanjur, dan lainya.

2.      Sebagai Alat Komunikasi Sosial

Hari Suci sebagai alat komunikasi sosial dapat berfungsi sebagai peningkat hubungan dengan orang lain, baik kekerabatan, persaudaraan dan dalam kemasyarakatan.
Pada perayaan hari suci yang lebih besar, semua umat Hindu melakukan Sradha Bhakti ke tempat-tempat suci. Di tempat suci itu kita bisa bertemu dengan banyak umat Hindu. Kita bisa saling mengenal sebelum persembahyangan dimulai, bisa diskusi sastra (Dharma Tula) dan dapat mendengan Dharma Wacana. Sedangkan begitu acara persembahyangan dimulai, semua umat tertib dan hidmat melakukan persembahyangan.


3.      Hari Suci Sebagai Sarana Pendidikan Umat

Sebagai umat Hindu, hari suci keagamaan selain dikeramatkan, juga dimanfaatkan sebagai media pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam pengertian :
À      Secara Langsung, artinya seluruh umat diberikan ingatan-ingatan lewat Dharma Tula dan Dharma Wacana. Isi Dharma Tula dan Dharma Wacana itu adalah hal-hal yang menyangkut tata cara pelaksanaan dan makna hari suci yang dirayakan.
À      Secara tidak langsung, melalui merayakan hari suci keagamaan, umat mendapat imbas atau aura kesucian dalam berpikir, berkata dan berbuat.

2.3  Pengelompokan dan Jenis-Jenis Hari Suci

Umat Hindu mempunyai banyak tonggak yang mengingatkan untuk selalu memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan segala manifestasi-Nya. Tonggak-tonggak yang dimaksud adalah semua jenis hari suci. Secara garis besar pedoman atau patokan yang dipakai untuk memperingati hari raya keagamaan bagi umat Hindu dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Hari Suci Berdasarkan Sasih
Hari suci yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Jenis hari suci berdasarkan sasih mendapat pengaruh langsung dari India yang pelaksanaannya disesuaika dengan keadaan alam di Indonesia. Adapun jenis hari raya berdasarkan sasih, yaitu :
a)      Hari Raya Siwa Ratri yang jatuh pada purwaning tilem sasih kapitu.
b)      Hari Raya Nyepi yang juga disebut Hari Raya Tahun Baru Saka.
Kedua hari suci atau hari raya ini sangat khusus atau spesial perayaannya oleh Umat Hindu di Indonesia sebab mengandung nilai spiritual yang sangat tinggi.

2.      Hari Suci Berdasarkan Pawukon atau Wuku
Secara khusus ada lag hari raya keagamaan yang berdasarkan pawukon (Wuku) yang dibedakan menjadi empat kelompok besar diantaranya :
a)      Buda Kliwon (Buda + Kliwon)
b)      Tumpek (Saniscara + Kliwon)
c)      Buda Cemeng atau Buda Wage(Buda + Wage)
d)     Anggara Kasih (Angara + Kliwon)
Masing-masing kelompok terdiri dari enam hari raya. Jadi, dari 30 pawukon yang ada terdapat sebanyak 25 jenis hari suci termasuk Hari Raya Saraswati.

No
Buda Kliwon
Tumpek
Buda Cemeng
Anggara Kasih
-
1
Sinta
Landep
Ukir
Kulantir
Tolu
2
Gumbreg
Wariga
Warigadean
Julungwangi
Sungsang
3
Dungulan
Kuningan
Langkir
Medangsia
Pujut
4
Pahang
Kerulut
Merakih
Tambir
Medangkungan
5
Matal
Uye
Menail
Prangbakat
Bala
6
Ugu
Wayang
Klawu
Dukut
Watugunung




2.4  Tujuan Pelaksanaan Hari Suci
Suatu hari suci perlu dilaksanakan dengan Sradha dan Bakti, dengan penuh kepercayaan, keseriusan, kebahagian yang mencangkup didalamnya. Oleh karena itu kesadaran spiritual manusia harus dilatih sejak kecil, dengan jalan sebagai berikut :
a)      Shrawana, ialah membiasakan anak-anak untuk ikut aktif dalam melaksanakan hari raya, sembahyang Tri Sandhya, sembahyang Purnama Tilem, dan semahyang pada hari besar keagamaan, seperti pada waktu Galungan, Kuningan, Pagerwesi, dan sebagainya.
b)      Kirtana, ialah mengajarkan kepada anak-anak tentang cara dan makna berdoa serta puja stawa kepada Sang Hyang Widhi Wasa, dan untuk mencapai tujuan ini haruslah adanya didikan oleh guru rupaka dan guru penajian bagi anak itu.
Jadi, secara singkat dapat dinyatakan tujuan dari pelaksanaan hari raya atau hari suci itu, antara lain yaitu :
À      Untuk menyatakan Bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa, beserta manifestasi-Nya.
À      Sebagai usaha untuk membayar hutang kehadapan Tuhan.
À      Untuk mendapat ketentraman lahir dan batin.
À      Menjaga kelestarian agama dan budaya yang diwariskan oleh leluhur kita.
À      Untuk memantapkan pelaksanaan ajaran agama.
À      Sebagai ucapan syukur kehadapan Sang Hyang Widhi.


2.5  Pelaksanaan Hari Suci Dalam Kehidupan Masyarakat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu, pada hakikat hari suci, bahwa dalam hari suci tersebut umat patut melakukan Asuci Laksana. Pelaksanaan hari suci tersebut merupakan upaya umat Hindu untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta semua manifestasi-Nya. Pelaksanaan hari suci itu termasuk secara Naimitika Karma. Di samping Naimitika Karma, diwajibka pula dengan Nitya Karma tiap-tiap hari melalui puja Tri Shandya dan Yadnya sesa serta mewujudkan sikap saling asah, asih, asuh di masyarakat.
2.6  Pengaruh Hari Suci Keagamaan terhadap Sikap Mental

Kalau kita renungkan, sesungguhnya luar biasa orang-orang suci kita zaman dahulu. Karena beliaulah kita dapat mewarisi budaya dan agama serta bentuk-bentuk pelaksanaan hari suci yang tidak pernah pudar pelaksanaannya. Terlebih lagi di zaman sekarang ini umat Hindu di Bali sangat menyadari dan meyakini adanya.
Dengan melaksanakasanakan hari suci ini dengan hikmad dan memiliki rasa sadar dan keyakinan, menunjukan bahwa umat hindu memiliki Sradha dan Bhakti dari seikap mentalnya.

2.7  Pengaruh Hari Suci Keagamaan terhadap Peningkatan Sradha dan Bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa

Umat Hindu wajib hukumnya untuk merayakan hari suci sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan selalu kita merayakan hari suci sekaligus wujud bhakti kepada Beliau, sehingga rasa eling dapat dipertahankan di dalam jiwa. Hal ini akan menuntun kita pada perbuatan benar atau dharma.
Pengaruh dari hari raya suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi akan dapat mewujudkan ketentraman, kemakmuran dan kesejahtraan umat manusia di dunia ini.



Bab III
Penutup
3.1   Kesimpulan
Hari suci Agama Hindu ialah hari yang dipandang (dianggap) suci, karena pada hari-hari suci itu, umat Hindu wajib melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) beserta segala manifestasi-Nya.
Hari suci agama Hindu jumlahnya cukup banyak dan maknanyapun bermacam-macam. Ada hari suci yang dirayakan bersama oleh seluruh umat, hari ini disebut hari raya (rerahman), bhumi (jagat). Dan ada pula hari suci yang dirayakan hanya oleh beberapa keluarga pada hari-hari tertentu
Dengan merayakan atau memperingati hari “Raya (Suci)” tersebut baik yang telah ditentukan atau dinyatakan dalam kitab suci, atau menurut kepercayaan tradisionil hari tersebut akan memberi pengaruh terhadap dirinya sehingga dirasakan sangat berkewajiban untuk diperingati.


No comments:

Post a Comment

KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan per...