Kata
Pengantar
Om Swastyastu
Puja
dan Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya lah makalah yang
berjudul “Hari Besar Agama “ ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Saya
menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekuraangan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.
Semoga
makalah yang saya buat ini dapat bermamfaat dan berguna untuk para
pembaca.
Om Cantih, Cantih, Cantih Om
Denpasar, 29 September 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar
Isi............................................................................................................................... 3
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hari Suci Agama Hindu................................................ 4
1.2 Tujuan
Penulisan...................................................................................... 5
1.3 Batasan
Masalah...................................................................................... 5
1.4 Metode
Penulisan.................................................................................... 6
BAB
II : ISI
2.1 Pengertian
Hari Besar Agama.................................................................. 7
2.2 Hakekat
Hari Suci Agama Hindu............................................................ 7
2.3 Pengelompokan
dan Jenis-Jenis Hari Suci............................................... 9
2.4 Tujuan
Pelaksanaan Hari Suci.................................................................. 11
2.5 Pelaksanaan
Hari Suci Dalam Kehidupan Masyarakat............................ 12
2.6 Pengaruh
Hari Suci Keagamaan Terhadap Sikap Moral.......................... 12
2.7 Pengaruh
Hari Suci Keagamaan Terhadap Peningkatan Sradha dan Bakti Kepada Sang Hyang
Widhi Wasa.................................................................................. 12
BAB
III : PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 14
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang Hari Suci Agama Hindu
Hari
suci Agama
Hindu ialah hari yang dipandang (dianggap)
suci, karena pada hari-hari suci itu, umat Hindu wajib melakukan pemujaan
terhadap Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) beserta segala
manifestasi-Nya. Hari-hari suci pada hekekatnya merupakan harihari payogaan
Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya. Oleh karena itu pada hari-hari
tersebut merupakan hari-hari yang baik untuk melakukan Yadnya. Yadnya
dilakukan oleh umat manusia sebagai penghormatan dan pemujaan terhadap Hyang
Widhi (Tuhan Maha Pencipta) dan pernyataan rasa syukur dan terima kasih
manusia kehadapan-Nya.
Hari
suci agama Hindu jumlahnya cukup banyak dan maknanyapun bermacam-macam. Ada
hari suci yang dirayakan bersama oleh seluruh umat, hari ini disebut hari raya
(rerahman), bhumi (jagat). Dan ada pula hari suci yang dirayakan hanya oleh
beberapa keluarga pada hari-hari tertentu.
Di
antara sekian banyak hari suci yang dimaksudkan ada beberapa hari raya yang
menonjol dan terpenting. Demikian pula perayaannya dilakukan oleh umat bersama
dan serentak pula dengan segala tata upacaranya. Perayaan itu dilakukan dnegan
penuh kehidmatan dan kesungguhan sikap bathin sebagai landasan dan perwujudan
sembah bhakti sekala terhadap Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya.
Adapun hari-hari suci yang dimaksud adalah Nyepi (Tahun Baru), Saraswati,
Galungan, Kuningan.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan laporan ini antara lain :
ü Supaya kita semua sedikit tahu, umumnya umat Hindu
tentang makna, arti dan makna hari besar agama hindu sehingga dalam
menjalankan dan melaksanakannya kita akan lebih mantap dan tiada kebimbangan
atau pertanyaan dalam hati.
ü Supaya makalah ini dapat dipakai oleh masyarakat
Hindu secara luas, bukan hanya oleh satu kelompok daerah saja.
ü Sebagai nilai tambahan bagi penulis untuk mata
pelajaran Budi Pekerti, yang mungkin dapat menutupi sedikit kekurangan
penulis, baik nilai ujian maupun keaktifan penulis.
ü Sebagai perangsang bagi penulis sendiri dan pembaca
untuk lebih mencari tahu seluk beluk tentang apa yang ada hubungannya dengan
prihal keagamaan, khususnya Agama Hindu, apalagi penulis adalah seorang
Pelajar SMK N 5 Denpasar, sehingga perlu tahu tentang keagamaan
1.3 Batasan
Masalah
Adapun batasan
masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu tidak melebihi dari yang
dijelaskan dalam Bab selanjutnya, mengenai :
ü Bagaimana sejarah dari Hari Raya Galungan dan
Kuningan.
ü Kapan Galungan dan Kuningan dirayakan.
ü Bagaimana rentetan atau rincian upacara dan upakara
dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
ü Bagaimanakah fungsi dari penjor dan Ngelawang dalam
penyambutan dan perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan
1.4 Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini yakni
metode kepustakaan, dimana penulis berusaha mencari materi dari buku-buku,
surat kabar dan literatur lain.
Bab
II
Isi
2.1
Pengertian Hari Suci Agama Hindu
Hari
suci keagamaan sering disebut hari raya keagamaan atau hari-hari besar
keagamaan. Hari Raya adalah hari yang diperingati atau diistimewakan, karena
berdasarkan keyakinan hari-hari itu mempunyai makna atau fungsi yang amat
penting bagi kehidupan seseorang baik karena pengaruhnya maupun nilai-nilai
spiritual yang terkandung di dalamnya. Sehingga dirasakan untuk perlu untuk
diingat dan diperingati selalu.
Dengan
merayakan atau memperingati hari “Raya (Suci)” tersebut baik yang telah
ditentukan atau dinyatakan dalam kitab suci, atau menurut kepercayaan
tradisionil hari tersebut akan memberi pengaruh terhadap dirinya sehingga
dirasakan sangat berkewajiban untuk diperingati.
2.2 Hakekat
Hari Suci Agama Hindu
1.
Sebagai Alat Meningkatkan Sradha Bakti
Hari
suci umat Hindu sangat diistimewakan dan dikeramatkan kehadirannya. Nama hari
suci oleh umat Hindu di Bali lebih dikenal dengan nama “Rerahinan”. Setiap
rerahinan seluruh umat Hindu menyibukan diri melakukan kegiatan keagamaan.
Semua
itu diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah aturan atau banten sebagai
sarana Sradha dan Bhakti pada hari suci. Suasana perayaan hari suci atau
rerahinan itu sangat baik apabila melalui sikap “Asuci Laksana” yang artinya
mengkondisikan suasana diri yang tenang, hening, dan suci serta eling kepada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Asuci Laksana dapat dilakukan melalui hal berikut :
a)
Menembangkan nyanyian suci, kidung, kawitan,
sekar alit
b)
Mendengarkan Dharma Tula dan Dharma Wacana
c)
Berpakaian sembahyang sesuai daerah
masing-masing
d)
Megegambelan gender, gong, bleanjur, dan
lainya.
2.
Sebagai Alat Komunikasi Sosial
Hari
Suci sebagai alat komunikasi sosial dapat berfungsi sebagai peningkat hubungan
dengan orang lain, baik kekerabatan, persaudaraan dan dalam kemasyarakatan.
Pada
perayaan hari suci yang lebih besar, semua umat Hindu melakukan Sradha Bhakti
ke tempat-tempat suci. Di tempat suci itu kita bisa bertemu dengan banyak umat
Hindu. Kita bisa saling mengenal sebelum persembahyangan dimulai, bisa diskusi
sastra (Dharma Tula) dan dapat mendengan Dharma Wacana. Sedangkan begitu acara
persembahyangan dimulai, semua umat tertib dan hidmat melakukan
persembahyangan.
3.
Hari Suci Sebagai Sarana Pendidikan Umat
Sebagai
umat Hindu, hari suci keagamaan selain dikeramatkan, juga dimanfaatkan sebagai
media pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam pengertian :
À
Secara Langsung, artinya
seluruh umat diberikan ingatan-ingatan lewat Dharma Tula dan Dharma Wacana. Isi
Dharma Tula dan Dharma Wacana itu adalah hal-hal yang menyangkut tata cara
pelaksanaan dan makna hari suci yang dirayakan.
À
Secara tidak langsung,
melalui merayakan hari suci keagamaan, umat mendapat imbas atau aura kesucian
dalam berpikir, berkata dan berbuat.
2.3 Pengelompokan
dan Jenis-Jenis Hari Suci
Umat
Hindu mempunyai banyak tonggak yang mengingatkan untuk selalu memuja Ida Sang
Hyang Widhi Wasa dan segala manifestasi-Nya. Tonggak-tonggak yang dimaksud
adalah semua jenis hari suci. Secara garis besar pedoman atau patokan yang
dipakai untuk memperingati hari raya keagamaan bagi umat Hindu dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1.
Hari Suci Berdasarkan Sasih
Hari
suci yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Jenis hari suci berdasarkan
sasih mendapat pengaruh langsung dari India yang pelaksanaannya disesuaika
dengan keadaan alam di Indonesia. Adapun jenis hari raya berdasarkan sasih,
yaitu :
a)
Hari Raya Siwa Ratri yang jatuh pada
purwaning tilem sasih kapitu.
b)
Hari Raya Nyepi yang juga disebut Hari Raya
Tahun Baru Saka.
Kedua
hari suci atau hari raya ini sangat khusus atau spesial perayaannya oleh Umat
Hindu di Indonesia sebab mengandung nilai spiritual yang sangat tinggi.
2.
Hari Suci Berdasarkan Pawukon atau Wuku
Secara
khusus ada lag hari raya keagamaan yang berdasarkan pawukon (Wuku) yang
dibedakan menjadi empat kelompok besar diantaranya :
a)
Buda Kliwon (Buda + Kliwon)
b)
Tumpek (Saniscara + Kliwon)
c)
Buda Cemeng atau Buda Wage(Buda + Wage)
d)
Anggara Kasih (Angara + Kliwon)
Masing-masing
kelompok terdiri dari enam hari raya. Jadi, dari 30 pawukon yang ada terdapat
sebanyak 25 jenis hari suci termasuk Hari Raya Saraswati.
No
|
Buda
Kliwon
|
Tumpek
|
Buda
Cemeng
|
Anggara
Kasih
|
-
|
1
|
Sinta
|
Landep
|
Ukir
|
Kulantir
|
Tolu
|
2
|
Gumbreg
|
Wariga
|
Warigadean
|
Julungwangi
|
Sungsang
|
3
|
Dungulan
|
Kuningan
|
Langkir
|
Medangsia
|
Pujut
|
4
|
Pahang
|
Kerulut
|
Merakih
|
Tambir
|
Medangkungan
|
5
|
Matal
|
Uye
|
Menail
|
Prangbakat
|
Bala
|
6
|
Ugu
|
Wayang
|
Klawu
|
Dukut
|
Watugunung
|
2.4 Tujuan
Pelaksanaan Hari Suci
Suatu
hari suci perlu dilaksanakan dengan Sradha dan Bakti, dengan penuh
kepercayaan, keseriusan, kebahagian yang mencangkup didalamnya. Oleh karena
itu kesadaran spiritual manusia harus dilatih sejak kecil, dengan jalan
sebagai berikut :
a)
Shrawana, ialah membiasakan anak-anak untuk
ikut aktif dalam melaksanakan hari raya, sembahyang Tri Sandhya, sembahyang
Purnama Tilem, dan semahyang pada hari besar keagamaan, seperti pada waktu
Galungan, Kuningan, Pagerwesi, dan sebagainya.
b)
Kirtana, ialah mengajarkan kepada anak-anak
tentang cara dan makna berdoa serta puja stawa kepada Sang Hyang Widhi Wasa,
dan untuk mencapai tujuan ini haruslah adanya didikan oleh guru rupaka dan
guru penajian bagi anak itu.
Jadi, secara singkat dapat dinyatakan tujuan
dari pelaksanaan hari raya atau hari suci itu, antara lain yaitu :
À
Untuk menyatakan Bhakti kehadapan Sang Hyang
Widhi Wasa, beserta manifestasi-Nya.
À
Sebagai usaha untuk membayar hutang
kehadapan Tuhan.
À
Untuk mendapat ketentraman lahir dan batin.
À
Menjaga kelestarian agama dan budaya yang
diwariskan oleh leluhur kita.
À
Untuk memantapkan pelaksanaan ajaran agama.
À
Sebagai ucapan syukur kehadapan Sang Hyang
Widhi.
2.5 Pelaksanaan
Hari Suci Dalam Kehidupan Masyarakat
Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya yaitu, pada hakikat hari suci, bahwa dalam
hari suci tersebut umat patut melakukan Asuci Laksana. Pelaksanaan hari suci
tersebut merupakan upaya umat Hindu untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta semua manifestasi-Nya. Pelaksanaan
hari suci itu termasuk secara Naimitika Karma. Di samping Naimitika Karma,
diwajibka pula dengan Nitya Karma tiap-tiap hari melalui puja Tri Shandya dan
Yadnya sesa serta mewujudkan sikap saling asah, asih, asuh di masyarakat.
2.6 Pengaruh Hari Suci
Keagamaan terhadap Sikap Mental
Kalau
kita renungkan, sesungguhnya luar biasa orang-orang suci kita zaman dahulu.
Karena beliaulah kita dapat mewarisi budaya dan agama serta bentuk-bentuk
pelaksanaan hari suci yang tidak pernah pudar pelaksanaannya. Terlebih lagi di
zaman sekarang ini umat Hindu di Bali sangat menyadari dan meyakini adanya.
Dengan
melaksanakasanakan hari suci ini dengan hikmad dan memiliki rasa sadar dan
keyakinan, menunjukan bahwa umat hindu memiliki Sradha dan Bhakti dari seikap
mentalnya.
2.7 Pengaruh
Hari Suci Keagamaan terhadap Peningkatan Sradha dan Bakti kepada Sang Hyang
Widhi Wasa
Umat
Hindu wajib hukumnya untuk merayakan hari suci sesuai dengan ketentuan yang
ada. Dengan selalu kita merayakan hari suci sekaligus wujud bhakti kepada
Beliau, sehingga rasa eling dapat dipertahankan di dalam jiwa. Hal ini akan
menuntun kita pada perbuatan benar atau dharma.
Pengaruh
dari hari raya suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Ida Sang Hyang Widhi akan dapat mewujudkan ketentraman, kemakmuran dan
kesejahtraan umat manusia di dunia ini.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Hari
suci Agama Hindu ialah
hari yang dipandang (dianggap) suci, karena pada hari-hari suci itu, umat Hindu
wajib melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa)
beserta segala manifestasi-Nya.
Hari
suci agama Hindu jumlahnya cukup banyak dan maknanyapun bermacam-macam. Ada
hari suci yang dirayakan bersama oleh seluruh umat, hari ini disebut hari raya
(rerahman), bhumi (jagat). Dan ada pula hari suci yang dirayakan hanya oleh
beberapa keluarga pada hari-hari tertentu
Dengan
merayakan atau memperingati hari “Raya (Suci)” tersebut baik yang telah
ditentukan atau dinyatakan dalam kitab suci, atau menurut kepercayaan
tradisionil hari tersebut akan memberi pengaruh terhadap dirinya sehingga
dirasakan sangat berkewajiban untuk diperingati.
No comments:
Post a Comment