Thursday, January 4, 2018

KEWIRAUSAHAAN


Wirausahawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan sehingga sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Keterkaitan Antata Wirausahaan dan Pola Pikir
Pola pikir seorang wirausahawan pada umumnya dapat dilihat pada saat berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis, percaya diri atau meyakini kemampuannya untuk sukses. Seorang wirausaha adalah orang yang percaya bahwa mereka mampu mencapai hasil yang mereka inginkan. Maka dari itu kita terlebih dahulu harus mengenal kemampuan kita dan kita harus yakin atau percaya kepada kemampuan diri kita sendiri, karena banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausahawan

PolaPikir
Pola pikir adalah satu bentuk atau karakter yang tampil, bagaimana ia atau mereka melihat sesuatu, bagaimana menerima ataupun memutuskan sesuatu, bagaimana menyatakan baik atau buruknya sesuatu

Pentingnya Pola Pikir Kewirausahaan
Mindset atau pola pikir pada seseorang dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan wirausaha kadang sering berubah, karena banyak sekali orang yang takut akan hal-hal yang belum pernah mereka coba
Berikut adalah beberapa pola pikir dari seorang wirausahawan :
a.       Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
Agar memperoleh keberhasilan dalam usahanya, seorang wirausaha harus bekerja prestatif dimana keberhasilan seorang dalam kehidupannya banyak ditentukan oleh usaha yang dilakukan sendiri dalam mengubah nasib.
b.      Berani Menanggung Risiko dan Lebih Menyukai Risiko Menengah
Para wirausahawan bukanlah orang yang mengambil risiko tanpa mempertimbangkannya.
c.       Kepemimpinan
Seorang wirausahawan merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan orang lain.
d.      Keorisinalan
Orisinal berarti tidak hanya mencontoh pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri.
e.       Berorientasi ke Masa Depan
Seseorang wirausahawan haruslah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia lakukan dan yang ingin dicapai.
f.       Kreativitas
Cony Semiawan (1997) menyatakan, kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru.
g.      Hasrat akan Tanggung Jawab
Para wirausahawan merasakan tanggung jawab pribadi terhadap hasil atas usaha yang telah mereka mulai.
h.      Hasrat untuk Mendapatkan Umpan Balik yang Sifatnya Segera
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari umpan balik.
i.        Tingkat Energi yang Tinggi
Wirausahawan lebih energik daripada orang kebanyakan.
j.        Keterampilan Mengorganisasi
Wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
k.      Menilai Prestasi Lebih Tinggi Daripada Uang
Salah satu kesalahan konsep yang paling umum mengenai wirausahawan adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang.
Manfaat kewirausahaan, yaitu :
a.       Peluang Untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri
Memiliki perusahaan sendiri memberi kebebasan dan peluang bagi wirausahawan untuk mencapai apa yang penting baginya
b.      Peluang Untuk Melakukan Perubahan
Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnis karena mereka melihat peluang untuk membuat perubahan
c.       Peluang Untuk Mencapai Potensi Sepenuhnya
Terlalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan mereka tidak menantang, akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi wirausahawan.
d.      Peluang Untuk Meraih Keuntungan Yang Menakjubkan
Keuntungan bisnis merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan perusahaan.
e.       Peluang untuk Berperan Dalam Masyarakat dan
Para pemilik perusahaan kecil menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah mereka layani dengan setia selama bertahun-tahun.
f.       Peluang untuk Melakukan Sesuatu yang Anda Sukai dan Bersenang-senang dalam Mengerjakannya
Yang umumnya dirasakan oleh pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan kerja yang sesungguhnya bukanlah kerja


Mindset/pola pikir pada seseorang dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan wirausaha kadang sering berubah,karna banyak sekali orang yang takut akan hal –hal yang belum pernah mereka coba, padahal menurut dweck menerjemahkan mindset sebagai kepercayaan mengenai siapa kita dan apa kemampuan kita, maka dari itu kita terlebih dahulu harus mengenal kemampuan kita dan kita harus yakin/percaya kepada kemampuan diri kita sendiri, karna banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausaha, dalam hal ini kita harus mengubah mindset kita dengan cara mengetahui/mempelajari pengetahuan baru tentang bagaimana kita harus mempunyai pola pikir yang inovatif, karna dengan berpikiran inovatif kita dapat menciptakan hal yang baru dalam berwirausaha.

Perubahan pola pikir kadang sering terjadi terhadap semua orang, terutama kepada orang yang selalu merasakannya, karna mereka akan menyadari perubahan sekecil  apapun terhadap pola pikir mereka, apakah itu pola pikir yang positive atau negative yang mereka rasakan, jika  mereka merasakan perubahan hal positive terhadap diri mereka sendiri maka ada dorongan dalam diri mereka untuk selalu optimis dalam meraih mimpi dalam berwirausaha, dan jika dengan pola pikir yang negative ,  itu akan menyebabkan mereka selalu bersifat pesimis untuk meraih mimpi mereka,  maka dari itu pendidikan dan komunikasi untuk medapatkan informasi sangatlah penting dalam mengubah mindset seseorang dalam berwirausaha supaya mempunyai  pikiran inovatif dan kreatif dalam mewujudkan mimpinya menjadi seorang wirausaha yang berhasil.

Berbagai Jenis Pola Berfikir Kewirausahaan (Enam Topi Pikiran)
Menurut De Bono (2005: 128) topi dipakai untuk menggambarkan keenam aspek berpikir, karena topi merupakan suatu yang dapat dipakai dan dilepaskan dengan mudah, sebagaimana sebuah pendapat yang dapat dipakai atau dilupakan begitu saja tanpa harus menimbulkan konflik sosial. Dalam metode Thinking Hats merupakan penerapan dari Lateral Thinking STH, seseorang tidak hanya dilatih untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu masalah dalam sekuen waktu tertentu, tetapi juga dipersiapkan untuk dapat menerima dan menghargai pendapat orang lain.

1.      Topi putih berarti fasilitator bersikap netral dan objektif. Fasilitator bersikap terbuka untuk menerima pengetahuan dan pengalaman orang lain. Fasilitator mendorong peserta untuk memahami fakta dan kebenaran secara bijaksana. Fasilitator mendorong para peserta untuk saling belajar dan menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya kedalam
2.      Topi merah berarti fasilitator menggunakan pendekatan emosi untuk menggugah perasaan dan semangat peserta. Fasilitator menggunakan intuisi dan prasangka untuk memahami kesulitan atau hambatan yang dirasakan peserta dalam belajar,  Setelah secara paralel tujuan meningkatkan keterlibatan peserta mendiskusikan aspek informatif dari suatu permasalahan, kemudian setiap peserta diskusi secara bersama-sama mengemukakan aspek intuitif dan emosional dari pendapatnya.
3.      Topi hitam berarti fasilitator bersikap serius. Fasilitator tidak serta merta menerima pendapat atau masukan dari orang lain melainkan bersikap menolak terlebih dahulu, bersikap ragu-ragu atau hati-hati, kemudian mencari tahu (eksplorasi) lebih jauh. Dalam menyikapi suatu persoalan, fasilitator menggunakan topi hitam bukan untuk mencari argumentasi melainkan untuk memperhatikan atau waspada terhadap sesuatu hal yang dianggap negatif. Topi hitam merupakan metafoa untuk atau terlalu sering digunakan. menggambarkan aspek kritis dari pemikiran yang hendak kita sampaikan.
4.      Topi kuning berarti fasilitator menggunakan cara berfikir positif dalam mengelola proses pembelajaran agar atmosfir dalam kegiatan pembelajaran juga berkembang positif. Fasilitator juga bersikap optimis dalam menghadapi sesuatu persoalan. Kalau topi hitam mengajak melihat sisi negatif, maka topi kuning mengajak melihat sisi positif. Fasilitator menggunakan cara rasional (intelektual) dan  membangun kerangka pikir untuk mengembangkan suatu analisa kritis. Topi kuning yang konstruktif cenderung membuat gagasan kongkrit agar bisa dilakukan sesuatu yang bermanfaat.
5.      Topi hijau berarti fasilitator menggunakan kreativitasnya untuk membangun suasana belajar (misal membuat trik-trik tertentu, permainan, humor, dan sebagainya). Topi hijau juga telah menjadi simbol untuk orang yang mampu mendengarkan dengan baik, mengumpulkan informasi, penilaian baik dan buruk, aspek emosional dan kritis, maka kemudian setiap peserta diskusi berusaha secara beramasama menemukan alternatif, gagasan, kemungkinan dan rancangan. Apa yang dapat dilakukan, apa alternatif yang ada, dan pembahasan sejenis dibahas dalam sesi ini.
6.      Topi biru berarti fasilitator mengendalikan proses pembelajaran agar tetap pada relnya. Fasilitator juga selalu menjaga agar pembelajaran tetap fokus atau dikelola batas-batasnya. Fasilitator selalu mengacu pada rencana dan rancangan pembelajaran sebagai alat kontrol. Fasilitator mengembangkan proses perumusan pokok-pokok pembelajaran dan kesimpulan untuk menjaga fokus dan menarik. Topi biru diasosiasikan sebagai pengambilan benang merah pembelajaran.

Terdapat dua tujuan utama terhadap keenam konsep topi berpikir tersebut:
1.      Menyederhanakan berpikir dengan mengizinkan seorang pemikir menyelesaikan suatu hal pada suatu saat. Meskipun harus menyimpan emosi, logika, informasi, harapan dan kreativitas semua pada saat yang sama, namun pemikir tersebut mampu memisahkan hal-hal tersebut tadi.
2.      Mengizinkan suatu peralihan dalam berpikir. Jika seseorang pada suatu pertemuan telah bersikap negatif, orang itu dapat diminta menggunakan ‘topi berpikir hitam’.Hal ini memberikan tanda kepada orang tersebut bahwa ia sedang bersikap negatif.


Tiga Prinsip Dasar Pola Berfikir Kewirausahaan (Perhatian, Pelarian, dan Tindakan)
1.      Perhatian (Attention)
Pada tahap perhatian (attention) wirausaha berusaha agar calon konsumen memperhatikan penawaran yang dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen wirasaha harus memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan cara berpakaian yang menarik yang akan memberikan penilaian yang positif dari calon konsumen yang akan berpengaruh terhadap terjadinya jual beli. Dalam pola berfikir khususny perhatian, juga melihat apa yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan apa yang kita lakukan, memperhatikan cara bekerja warausahawan lain untuk bisa menjadi ide atau memotivasi
2.      Pelarian
Yang dimaksud dengan pelarian disini adalah, dimana saat kita jatuh atau bangkrut, kita masih mempunyai pengerjaan lain, seperti pekerjaan sampingan sebagai sebagai pengganti pekerjaan yang telah bangkrut tadi sambil menbangun ulang usaha baru disamping usaha sampingan
3.      Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan (action) wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan dan harapan konsumen dan memberikan keyakinan bahwa barang, jasa dan ide yang dibeli merupakan langkah yang tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi konsumen. Tindakan sesuatu yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi wirausahawan, karena tanpa ada tindakan kita tidak mungkin bisa menjadi maju dan terus maju.













Saturday, December 24, 2016

STRUKTUR PEMBANGUNAN KARYA SASTRA


À      Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi
Sebuah karya sastra mengandung unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Keterikatan yang erat antar unsur tersebut dinamakan struktur pembangun karya sastra. Unsur intrinsik ialah unsur yang secara langsung membangun cerita dari dalam karya itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang turut membangun cerita dari luar karya sastra. Unsur intrinsik yang terdapat dalam puisi, prosa, dan drama memiliki perbedaan, sesuai dengan ciri dan hakikat dari ketiga genre tersebut. Namun unsur ekstrinsik pada semua jenis karya sastra memiliki kesamaan. Unsur intrinsik sebuah puisi terdiri dari tema, amanat, sikap atau nada, perasaan, tipografi, enjambemen, akulirik, rima, citraan, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yang banyak mempengaruhi puisi antara lain: unsur biografi, unsur kesejarahan, serta unsur kemasyarakatan.
À      Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa
Unsur pembangun prosa terdiri dari struktur dalam atau unsur intrinsik serta struktur luar atau unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik prosa terdiri dari tema dan amanat, alur, tokoh, latar, sudut pandang, serta bahasa yang dipergunakan pengarang untuk mengekspresikan gagasannya. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Pada cerpen yang memiliki pengisahan lebih singkat, biasanya hanya terdapat tema utama.
Alur merupakan struktur penceritaan yang dapat bergerak maju (alur maju), mundur (alur mundur), atau gabungan dari kedua alur tersebut (alur campuran). Pergerakan alur dijalankan oleh tokoh cerita. Tokoh yang menjadi pusat cerita dinamakan tokoh sentral. Tokoh adalah pelaku di dalam cerita. Berdasarkan peran tokoh dapat dibagi menjadi tokoh utama, tokoh bawahan, dan tokoh tambahan. Tokoh tercipta berkat adanya penokohan, yaitu cara kerja pengarang untuk menampilkan tokoh cerita. Penokohan dapat dilakukan menggunakan 3 metode: (a) analitik, (b) dramatik, dan (c) kontekstual. Tokoh cerita akan menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti layaknya manusia. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Cara kerja pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.
Latar berkaitan erat dengan tokoh dan alur. Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam cerita. Latar tempat terdiri dari tempat yang dikenal, tempat tidak dikenal, serta tempat yang hanya ada dalam khayalan. Latar waktu ada yang menunjukkan waktu dengan jelas, namun ada pula yang tidak dapat diketahui secara pasti.
Cara kerja pengarang untuk membangun cerita bukan hanya melalui penokohan dan perwatakan, dapat pula melalui sudut pandang. Sudut pandang adalah cara pengarang untuk menetapkan siapa yang akan mengisahkan ceritanya, yang dapat dipilih dari tokoh atau dari narator. Sudut pandang melalui tokoh cerita terdiri dari (a) sudut pandang akuan, (b) sudut pandang diaan, (c) sudut pandang campuran. Dalam menuangkan cerita menggunakan medium bahasa, pengarang bebas menentukan akan menggunakan bahasa nasional, bahasa daerah, dialek, ataupun bahasa asing.

À      Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama
Karya sastra drama memiliki unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik yang diperlukan untuk membangun ceritanya. Unsur intrinsik drama terdiri dari tema, plot, tokoh, dialog, karakter, serta latar.
Drama yang merupakan ciptaan kreatif pengarang harus memiliki tema yang kuat, agar tercipta sebuah cerita yang tak lekang oleh waktu. Tanpa adanya konflik, cerita drama akan terasa datar. Konflik terdapat di dalam plot, yang terjadi karena adanya ketegangan antartokoh. Tokoh drama terbagi menurut peran dan fungsinya dalam lakon. Menurut perannya tokoh terdiri dari tokoh utama, tokoh bawahan, serta tokoh tambahan. Di dalam drama fungsi tokoh sangat penting, yaitu sebagai tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.
Cakapan merupakan ciri utama drama yang mungkin berupa dialog namun dapat pula berbentuk monolog. Selain itu, ada pula karakter (sebagai apa dan kejiwaannya seperti apa) dan latar yang saling berhubungan erat. Latar dalam drama sangat mempengaruhi karakter tokoh.
 



PUISI
À      Pengertian dan Ciri-ciri Puisi
Puisi ialah perasaan penyair yang diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat, serta mengandung rima dan irama. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang dipergunakan serta dari wujud puisi tersebut. Bahasa puisi mengandung rima, irama, dan kiasan, sedangkan wujud puisi terdiri dari bentuknya yang berbait, letak yang tertata ke bawah, dan tidak mementingkan ejaan. Untuk memahami puisi dapat juga dilakukan dengan membedakannya dari bentuk prosa.

À      Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan waktu kemunculannya puisi dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern. Puisi lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Sifat masyarakat lama yang statis dan objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula, yaitu sangat terikat pada aturan tertentu. Puisi lama terdiri dari mantra, bidal, pantun dan karmina, talibun, seloka, gurindam, dan syair. Puisi baru adalah puisi yang muncul pada masa penjajahan Belanda, sehingga pada puisi baru tampak adanya pengaruh dari kebudayaan Eropa. Penetapan jenis puisi baru berdasarkan pada jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septima, stanza atau oktaf, serta soneta. Puisi modern adalah puisi yang berkembang di Indonesia setelah masa penjajahan Belanda. Berdasarkan cara pengungkapannya, puisi modern dapat dibagi menjadi puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

À      Analisis Unsur-unsur Intrinsik Puisi
Untuk memahami makna sebuah puisi dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur intrinsiknya, misalnya dengan mengkaji gaya bahasa dan bentuk puisi. Gaya bahasa yang dipergunakan penyair mencakup:
(1) Gaya bunyi yang meliputi: asonansi, aliterasi, persajakan, efoni, dan kakofoni.
(2) Gaya kata yang membahas tentang pengulangan kata dan diksi.
(3) Gaya kalimat yang berisi gaya implisit dan gaya retorika.
(4) Larik, dan
(5) bahasa kiasan.
Memahami puisi melalui bentuknya dapat dilakukan dengan menelaah tipografi, tanda baca, serta enjambemen. Untuk mempermudah dan memperjelas penganalisisan puisi, di depan setiap larik berilah bernomor urut. Apabila puisi yang hendak dianalisis tersebut memiliki beberapa bait, dapat pula diberi bernomor pada setiap baitnya.

À      Penafsiran Puisi
Agar dapat memahami isi puisi diawali dengan menelaah atau melakukan kajian terhadap gaya maupun bentuk puisi yang bersama-sama membentuk suatu keutuhan isi puisi. Perhatikan jika terdapat hal-hal yang menarik perhatian, misalnya judul serta kekerapan kata. Banyaknya kata yang berulang dapat menggiring pembaca dalam memahami tema. Jika  terdapat bait yang mengandung sedikit lirik, biasanya di sanalah tertuang tema puisi. Seperti halnya pada judul yang juga dapat membayangkan tema. Tetapi ingat, judul belum tentu sama dengan tema. Mengetahui tema serta akulirik merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam upaya memahami puisi.

Prosa
À      Pengertian dan Ciri Prosa Fiksi
Prosa fiksi sebagai cerita rekaan bukan berarti prosa fiksi adalah lamunan kosong seorang pengarang. Prosa fiksi adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan perasaan. Fiksi dapat dibedakan atas fiksi yang realitas dan fiksi yang aktualitas. Fiksi realitas mengatakan: “seandainya semua fakta, maka beginilah yang akan terjadi. Jadi, fiksi realitas adalah hal-hal yang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Penulis fiksi membuat para tokoh imaginatif dalam karyanya itu menjadi hidup. Fiksi aktualitas mengatakan “karena semua fakta maka beginilah yang akan terjadi”. Jadi, aktualitas artinya hal-hal yang benar-benar terjadi. Contoh: roman sejarah, kisah perjalanan, biografi, otobiografi. Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan dibaca oleh pengarang.
Adapun ciri-ciri prosa fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Prosa fiksi dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan. Maknanya dapat berarti ambigu. Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata konotatif. Selanjutnya prosa fiksi mengajak kita untuk berkontemplasi karena sastra menyodorkan interpretasi pribadi yang berhubungan dengan imajinasi.

À      Jenis-jenis Prosa
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel, novel populer, cerpen. Selanjutnya sastra klasik termasuk di dalamnya yaitu prosa lama yang mencakup cerita rakyat, dongeng, fabel, epos, legenda, mite, cerita jenaka, cerita pelipur lara, sage, hikayat, dan silsilah.
Roman adalah salah satu jenis karya sastra ragam prosa. Pengertian roman pada mulanya ialah cerita yang ditulis dalam bahasa Romana. Dalam perkembangannya kemudian, roman berupa cerita yang mengisahkan peristiwa/pengalaman lahir/batin sejumlah tokoh pada satu masa tertentu. Hal ini terjadi pada akhir abad ke-17. Perkembangan roman mencapai puncaknya pada abad ke-18. Pada abad ke-19 muncullah penulis-penulis roman yang termasyhur, seperti Honore de Balzac, Gustave Flaubert, Emile Zola, Charles Dickens, Leo Tolstoy, F. Dostojevski. Penulis-penulis roman ini kemudian disusul oleh rekan-rekannya yang mewakili abad ke-20, seperti Proust, Joyce, Kafka, dan Faulkner.
Bentuk yang hampir sama dengan roman adalah novel. Bagi pembaca awam, kedua bentuk ini sulit dibedakan. Pada dasarnya novel maupun roman menceritakan hal luar biasa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga jalan hidup tokoh cerita yang ditampilkan dapat berubah. Novel dapat dibedakan menjadi novel kedaerahan, novel psikologi, novel sosial, novel gotik, dan novel sejarah, serta novel populer. Cerita jenis lain yang memiliki ciri utama sepertri novel adalah cerpen. Bedanya dengan novel, cerpen penceritaannya lebih ringkas, masalahnya lebih padu dan plotnya tunggal dan terfokus ke akhir cerita. Sebuah cerita yang panjang yang berjumlah ratusan halaman, jelas tidak dapat disebut dengan cerpen.

À      Unsur Intrinsik Prosa
Unsur intrinsik prosa terdiri atas alur, tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut pandang, gaya, pembayangan, dan amanat. Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi, bahwa pada umumnya alur cerita rekaan terdiri atas:
1. Alur buka, yaitu situasi terbentang sebagai suatu kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya;
2. Alur tengah, yaitu kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang memulai memuncak;
3. Alur puncak, yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa ; dan
4. Alur tutup Dengan kata lain, alur cerita meliputi paparan, konflik, klimaks dan       penyelesaian.
Kedelapan unsur tersebut saling mengisi dalam sebuah prosa. Tema, misalnya menjadi sentral yang mengilhami cerita. Begitu juga dengan penokohan yang meramu watak tokohnya menjadi penyampai pesan yang diinginkan pengarang, baik yang jahat maupun yang baik. Agar penokohan ini tampak lebih hidup, ditopang dengan latar/setting cerita, gaya, pembayangan dan amanat.

À      Unsur Ekstrinsik Prosa
Unsur ekstrinsik prosa fiksi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai psikologi. Ia merupakan nilai subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial,motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang. Pada gilirannya unsur ekstrinsik yang sebenarnya ada di luar karya sastra itu, cukup membantu para penelaah sastra dalam memahami dan menikmati karya yang dihadapi. Pengalaman mendalam dan pengenalan unsur ekstrinsik tersebut memungkinkan seseorang penelaah mampu ,menginterpretasikan karya sastra dengan lebih tepat.
Unsur tingkat nilai penghayatan dalam prosa fiksi adalah neveau anorganik, neveau vegetatif, neveau animal, neveau humanis, dan neveau metafisika/ transendental.

DRAMA
À      Pengertian Drama Laku dalam Simulasi Realitas
Drama adalah laku yang meniru laku dalam kehidupan nyata untuk memberikan pengukuhan dan alternatif bagi kehidupan itu sendiri. Karena yang ditekankan adalah laku, maka kata-kata/dialog dalam drama harus dipahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan situasi interaksi atau komunikasi manusia yang melibatkan tidak hanya kata-kata/dialog itu sendiri, tetapi juga situasi yang melingkungi dialog, seperti siapa yang berdialog, kapan dan di mana dialog itu berlangsung, dan mengapa dialog itu diutarakan. Dengan demikian, dalam laku drama kita melihat kesatuan antara kata-kata, perbuatan, dan situasi. Sifat kemenyatuan ini sangat sesuai atau mirip dengan keadaan yang berlangsung dalam kehidupan komunikasi manusia yang nyata. Oleh karena itu, drama dapat berfungsi sebagai media simulasi realitas, yaitu media untuk menghaluskan dan mengembangkan diri manusia dan kebudayaannya melalui penanaman nilai kultural/keagamaan, penyampaian pemikiran baru, dan penyampaian kritik sosial.

À      Struktur Drama
Sebagai naskah yang utuh, drama dibangun oleh beberapa unsur yang saling berkaitan, yaitu dialog, petunjuk pemanggungan, plot, dan karakter. Dialog merupakan ucapan tokoh tertentu yang kemudian disusul oleh ucapan tokoh yang lain. Melalui pergiliran ucapan tokoh-tokoh itulah segala informasi diutarakan perlahan-lahan dari awal sampai akhir drama. Karena itulah kedudukan dialog sangat penting dan utama di dalam drama. Selain itu, informasi juga diberikan melalui petunjuk pemanggungan.
Petunjuk pemanggungan adalah teks sampingan yang berfungsi untuk memberikan petunjuk tentang berbagai aspek pemang-gungan, yakni aspek karakter, penuturan, dan desain. Teks ini mungkin terdapat di dalam dialog (intradialog) dan mungkin pula terdapat di luar dialog (ekstradialog). Unsur drama berikutnya adalah plot, yaitu pola pengaturan kejadian dalam drama yang membuat kejadian-kejadian tersebut saling berhubungan secara logis, utuh, dan bermakna. Kejadian-kejadian dalam drama tentu saja muncul karena adanya tindakan tokoh/karakter dramatik dengan segala aspek psikis, moral, sosial, dan ciri fisiknya.

À      Jenis Drama
Pada umumnya, drama dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu tragedi dan komedi. Pengelompokan ini didasarkan pada cara pandang filosofis drama tersebut terhadap hakikat hidup manusia. Pandangan hidup yang khas dalam drama tragedi terletak pada penegasan bahwa manusia harus menerima suratan nasib yang tidak dapat dihindarkan. Namun, tragedi juga menggambarkan kenyataan bahwa meskipun kita harus menghadapi dan menerima suratan nasib, kita juga punya kebutuhan yang kuat untuk memberi makna pada nasib kita. Oleh karena itu, semangat drama tragedi tidaklah pasif, melainkan penuh dengan semangat perjuangan, yakni perjuangan untuk memberi makna pada nasib hidup manusia. Adapun komedi menggambarkan kenyataan bahwa seberapa kali pun kita jatuh atau gagal, kita akan dapat bangkit kembali dan meneruskan kehidupan. Komedi memperlihatkan kehendak hidup yang tak terpadamkan. Inilah semangat yang menggerakkan tokoh-tokohnya, yakni semangat untuk merayakan kegembiraan hidup. Kegembiraan hidup itu ditunjukkan dengan cara menyimpangkan keseriusan dan kesakitan (penderitaan) sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kelucuan.

À      Pementasan Drama
Naskah drama dibuat bukan semata-mata untuk dibaca, tetapi lebih dimaksudkan untuk dipentaskan. Untuk mewujudkan naskah drama menjadi sebuah pementasan, diperlukan banyak pihak yang harus bekerja sama secara kompak. Pihak-pihak tersebut adalah produser, sutradara, aktor/aktris, dan desainer. Berbagai pihak ini kemudian mengubah atau mengonkretkan naskah menjadi konsep produksi, yakni suatu rumusan konseptual atau ide dasar yang menyatukan berbagai aspek pementasan yang berbeda sehingga dapat terbentuk suatu sudut pandang pemaknaan bersama terhadap produksi pementasan. Rumusan ini bersifat general, konkret, dan inspiratif. Dengan panduan konsep produksi itulah berbagai pihak tersebut saling memberikan kontribusi demi terciptanya pementasan yang berhasil.


Saturday, November 29, 2014

Seminar MEA



jangan terlalu keras untuk nempanya :D
ini dari banyak sumbber + hasil dari seminar Mediterranean Bali tanggal 20 November 2014 di Hotel Nikki dari Mediterranean Bali





KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan dan menyusun laporan seminar ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini, saya banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua teman dan media elektronik yang telah membimbing saya.
Saya menyadari sepenuhnya laporan seminar ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembimbing maupun pembaca yang sifatnya membangun sangat saya harapkan untuk terbentuknya laporan yang lebih baik sehingga dapat dijadikan pedoman dikemudian hari.


                                                                               Denpasar, 25 November 2014

                                                                                                    penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….
A.   Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN………………………………………………………………….
B.    Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………….
C.    Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN…………………………………………………………………………
D.   Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN…………………………………………………………………..
E.    Ancaman Masyarakat Ekonomi ASEAN……………………………………………………………………..
F.    Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN………………………………………………………………………
Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN
            Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan Sembilan Negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC)
Pentingnya perdanganan ekstrernal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap meilhat kedepan . Ada 4 pilar yang membangun MEA
1.  Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Diawali harus bebas yang artinya bebas jasa, bebas keamanan, bebas investasi, bebas barang keaman pangan, dan adanya harus bebas kerja terampil, bebas disini dalam arti ke 10 negara di ASEAN bisa masuk ke Negara lain sewilayah ASEAN asal mereka harus trampil untuk berkerja di ke 10 negara di ASEAN
2.  Kawasan Ekonomi yang Berdaya Saing Tinggi
Artinya tidaklah mungkin satu satu Negara di ASEAN secara individual untuk bisa bersaing dengan Negara lain oleh karena itu 10 negara asean bersatu bagaimana mengembangkan ekonomi ASEAN.
3.  Membangun kawasan dengan ekonomi yang merata
Artinya 10 negara ASEAN tidaklah sama tingkat pengembangan ekonomi, melalui MEA diharapkan ikut meningkatkan perekonomian ASEAN dengan adanya kesetaraan.
4.  Membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap perekonomian global
Pilar pilar ini saling berkaitan kuat. Dengan memasukkan unsure-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harusmemastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsure-unsur serta pelaksanaanya yang tepat dan saling mengkoordinasi d antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Latar Belakang
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN sebagai wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunei Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines,Singapura dan Thailand, dan bagi Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN bertujuan untuk menyatukan ekonomi di kawasan ASEAN. Kelahiran ASEAN sebagai pasar tunggal dan bass produksi jelas akan membkin kawasan ini lebih dinamis dan berdaya asing. Sebab, Masyarakat Ekonomi ASEAN menyepakati pembebasan arus barang, jasa, tenaga kerja, investasi dan modal. Yang tak kalah penting penghapusan tariff perdagangan antar Negara ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN mendorong aliran investasi dan perdagangan menjadi lebih bebas dengan harapan seluruh rintangan dalam investasi dan perdagangan akan berkurang. Hilangnya hambatan arus barang, jasa, investasi dan tenaga kerja tentu akan menguntungkan tiap Negara di ASEAN. Tapi keuntungan diaatas kertas bisa berubah saat di lapangan.

Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN
1.  Laju peningkatan ekspor dan impor
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan Negara sesame ASEAN dan Negara lain di luar ASEAN seperti China dan India
2.  Laju inflasi
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan Negara lain di kawasan ASEAN
3.  Kesamaan Produk
Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20%-25% dari total perdagangan asean
4.  Daya saing SDM
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal

Ancaman Masyarakat Ekonomi ASEAN
SDM Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain integrasi mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melali kesepakatan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, teknologiyang semakin berkembang di perdagangan bebas yang menyebabkan membanjirnya produk luar di Indonesia
Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan karena system diklat yang masih berorientasi pada pendekatan “supply driven”. Program diklat yang dikembangkan oleh lembaga diklat pemerintah dan swasta belum mengacu kepada kebutuhan pasar kerja. Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang dihasilkan oleh lembaga diklat dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia usaha / industry.
Selain masalah itu, dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini juga mengancam eksistensi usaha sekaligus SDM local. Selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai pasar empuk bagi produk-produk luar. Berbagai produk Negara lain membanjiri Indonesia mulai dari makanan, fashion, otomotif dan elektronik. Produk-produk itu sangat kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga sehinga produk dalam negeri menjadi kuarang berkembang akibat kalah bersain
Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN
            Dampak MEA adalah semakin terjadinya liberalisasi ekonomi di kawasan ASEAN. MEA memberikan panduan bahwa akan terjadi arus bebas ekonomi setidaknya dari beberapa hal : Barang, Jasa, Investasi, modal dan yang terpenting adalah tenaga kerja terdidik.
Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sector-sektor prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis tenaga kerja terampil dan bakat, dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pada saar yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos,  Myanmar dan Vietnam melalui initiative for ASEAN integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk kerjasamanya adalah :
1.     Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas
2.    Pengakuan kualifikasi professional
3.    Konsultasi kebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan
4.    Langkah-langkah pembiayaan perdagangan
5.    Meningkatkan infastruktur
6.    Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN
7.    Mengintegrasikan industry di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah

8.    Meningkatkan keterlibatan sektor swasra untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN

KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan per...