Saturday, November 29, 2014

Seminar MEA



jangan terlalu keras untuk nempanya :D
ini dari banyak sumbber + hasil dari seminar Mediterranean Bali tanggal 20 November 2014 di Hotel Nikki dari Mediterranean Bali





KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan dan menyusun laporan seminar ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini, saya banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua teman dan media elektronik yang telah membimbing saya.
Saya menyadari sepenuhnya laporan seminar ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembimbing maupun pembaca yang sifatnya membangun sangat saya harapkan untuk terbentuknya laporan yang lebih baik sehingga dapat dijadikan pedoman dikemudian hari.


                                                                               Denpasar, 25 November 2014

                                                                                                    penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….
A.   Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN………………………………………………………………….
B.    Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………….
C.    Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN…………………………………………………………………………
D.   Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN…………………………………………………………………..
E.    Ancaman Masyarakat Ekonomi ASEAN……………………………………………………………………..
F.    Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN………………………………………………………………………
Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN
            Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan Sembilan Negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC)
Pentingnya perdanganan ekstrernal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap meilhat kedepan . Ada 4 pilar yang membangun MEA
1.  Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Diawali harus bebas yang artinya bebas jasa, bebas keamanan, bebas investasi, bebas barang keaman pangan, dan adanya harus bebas kerja terampil, bebas disini dalam arti ke 10 negara di ASEAN bisa masuk ke Negara lain sewilayah ASEAN asal mereka harus trampil untuk berkerja di ke 10 negara di ASEAN
2.  Kawasan Ekonomi yang Berdaya Saing Tinggi
Artinya tidaklah mungkin satu satu Negara di ASEAN secara individual untuk bisa bersaing dengan Negara lain oleh karena itu 10 negara asean bersatu bagaimana mengembangkan ekonomi ASEAN.
3.  Membangun kawasan dengan ekonomi yang merata
Artinya 10 negara ASEAN tidaklah sama tingkat pengembangan ekonomi, melalui MEA diharapkan ikut meningkatkan perekonomian ASEAN dengan adanya kesetaraan.
4.  Membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap perekonomian global
Pilar pilar ini saling berkaitan kuat. Dengan memasukkan unsure-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harusmemastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsure-unsur serta pelaksanaanya yang tepat dan saling mengkoordinasi d antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Latar Belakang
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN sebagai wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunei Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines,Singapura dan Thailand, dan bagi Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN bertujuan untuk menyatukan ekonomi di kawasan ASEAN. Kelahiran ASEAN sebagai pasar tunggal dan bass produksi jelas akan membkin kawasan ini lebih dinamis dan berdaya asing. Sebab, Masyarakat Ekonomi ASEAN menyepakati pembebasan arus barang, jasa, tenaga kerja, investasi dan modal. Yang tak kalah penting penghapusan tariff perdagangan antar Negara ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN mendorong aliran investasi dan perdagangan menjadi lebih bebas dengan harapan seluruh rintangan dalam investasi dan perdagangan akan berkurang. Hilangnya hambatan arus barang, jasa, investasi dan tenaga kerja tentu akan menguntungkan tiap Negara di ASEAN. Tapi keuntungan diaatas kertas bisa berubah saat di lapangan.

Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN
1.  Laju peningkatan ekspor dan impor
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan Negara sesame ASEAN dan Negara lain di luar ASEAN seperti China dan India
2.  Laju inflasi
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan Negara lain di kawasan ASEAN
3.  Kesamaan Produk
Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20%-25% dari total perdagangan asean
4.  Daya saing SDM
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal

Ancaman Masyarakat Ekonomi ASEAN
SDM Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain integrasi mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melali kesepakatan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, teknologiyang semakin berkembang di perdagangan bebas yang menyebabkan membanjirnya produk luar di Indonesia
Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan karena system diklat yang masih berorientasi pada pendekatan “supply driven”. Program diklat yang dikembangkan oleh lembaga diklat pemerintah dan swasta belum mengacu kepada kebutuhan pasar kerja. Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang dihasilkan oleh lembaga diklat dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia usaha / industry.
Selain masalah itu, dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini juga mengancam eksistensi usaha sekaligus SDM local. Selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai pasar empuk bagi produk-produk luar. Berbagai produk Negara lain membanjiri Indonesia mulai dari makanan, fashion, otomotif dan elektronik. Produk-produk itu sangat kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga sehinga produk dalam negeri menjadi kuarang berkembang akibat kalah bersain
Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN
            Dampak MEA adalah semakin terjadinya liberalisasi ekonomi di kawasan ASEAN. MEA memberikan panduan bahwa akan terjadi arus bebas ekonomi setidaknya dari beberapa hal : Barang, Jasa, Investasi, modal dan yang terpenting adalah tenaga kerja terdidik.
Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sector-sektor prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis tenaga kerja terampil dan bakat, dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pada saar yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos,  Myanmar dan Vietnam melalui initiative for ASEAN integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk kerjasamanya adalah :
1.     Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas
2.    Pengakuan kualifikasi professional
3.    Konsultasi kebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan
4.    Langkah-langkah pembiayaan perdagangan
5.    Meningkatkan infastruktur
6.    Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN
7.    Mengintegrasikan industry di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah

8.    Meningkatkan keterlibatan sektor swasra untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN

Saturday, November 8, 2014

JIWA SETELAH KEMATIAN


Kematian  adalah  perpisahan  jasad  dengan  Roh. Mati menurut pandangan Hindu hanyalah berlaku bagi jasad, bukan untuk Roh. Kematian hanyalah sebuah fenomena saja. Bagi Roh, jasad tak lebih dari sekedar baju yang jika sudah usang mesti dilepas/dibuang untuk diganti dengan yang baru sebelum mendapat “selimut keabadian” di alam Moksa. Baik buruknya kualitas baju yang diperoleh kemudian bergantung dari daya beli “uang kebajikan” yang telah ditabungnya. Baju baru si Roh akan disandang pada reinkarnasinya. Baju yang paling mahal adalah bermerek “Manusia”, merek ini pun ada bermacam tingkatan, ada yang asli (kualitas utama), yang sedang, rendah bahkan yang imitasi juga banyak.
Gambaran perjalanan sang Roh antara kematian dan kelahiran kembali sebagai berikut : Roh berpindah dengan badan astral atau suksma sarira. Badan astral ini terjadi dan 19 tattwa atau prinsip, yaitu; 5 organ penggerak, 5 organ pengetahuan, 5 prana, pikiran, kecerdasan dan citta (bawah sadar) dan ahamkara atau keakuan (ego). Badan halus ini membawa segala jenis samskara atau kesan, serta wawasan atau kecenderungan-kecenderungan dan Roh pribadi. Bila buah dan karma- karma baik telah dihabiskan. Ta menggabungkan dirinya dengan badan fisik yang baru dan berinkarnai pada tempat di bumi ini. Yang penilakunya sudah baik mencapai kelahiran baik, dan yang perilakunya jahat ditanik ke dalam kandungan yang penuh dosa atau kelahiran yang lebih rendah.
Hindu mengenal konsep PurusaPradhana, Brahman-Atman, Bhuana Agung-Bhuana Alit. Pada peristiwa “kematian”, Atman diharapkan kembali kepada Brahman, dan jasad (Bhuana Alit) kembali kepada alam (Ehuana Agung). Untuk proses kembalinya Bhuana alit ke Bhuana Agung, cara yang terbaik adalah dengan membakar (kremasi). Mengapa kremasi yang terbaik? Menurut Sri Swami Sivananda, kremasi memberikan manfaat yang tertinggi bagi Roh. Bila badan tidak dibakar, sang Roh/Jiwa masih dihubungkan dengan bumi. Roh terkatung-katung mengitari badan yang sudah mati disebabkan oleh moha atau keterikatan pada badan fisik. Perjalanannya ke alarn surgawi terhalang karenanya. Jika dibakar, getaran-getaran yang dihasilkan dari penguncaran mantra dan persembahan sesajian air mampu memberikan hiburan dan menyenangkan Roh yang meninggal.

·         Apakah yang terjadi pada atma (jiwa) ?
Dalam ajaran Agama Hindu dipercaya manusia memiliki dua badan / tubuh yaitu badan kasar ( Tubuh ) dan badan halus yang sering disebut ROH atau JIWA /ATMA Badan Kasar atau tubuh manusia akan terus berkembang sampai akhirnya seluruh sel yang ada di dalam tubuh rusak sehingga tidak dapat beraktifitas lagi, setelah seluruh sel tersebut rusak dan mati maka tubuh manusia akan mati ( meninggal ).
Sedangkan badan halus / roh / jiwa akan meninggalkan tubuh manusia ( badan kasar ) yang nantinya akan melanjutkan perjalanan menuju tempat untuk menunggu reingkarnasi kembali ( sorga atau neraka ) tergantung dari perbuatan semasa hidupnya yang dalam istilah hindu dikenal dengan KARMA PHALA.
Dalam geguritan ATMA PRASANGSA diceritakan perjalanan ATMA / ROH MENUJU SORGA bersatu dengan Parama Atma ( IDA SANGHYANG WIDI WASA / TUHAN YANG MAHA ESA ). Bagi yang percaya dengan adanya reingkarnasi dan kehidupan setelah ajal menjemput maka Saya akan coba menceritakan perjalanan tersebut sedangkan yang tidak percaya tidak ada salahnya untuk membaca cerita ini.
Ketika telah ditakdirkan atau telah saatnya manusia meninggal maka badan halus ( Roh / Jiwa / Atma ) akan meninggalkan badan kasar ( tubuh) sehingga tubuh manusia yang telah ditinggalkan oleh Atma akan tidak bisa melakukan aktivitas apapun dan disebut mati, nah sekarang diceritakan seseorang yang telah mendalami ajaran agama dimana dalam cerita ini orang tersebut telah tiba waktunya untuk terpisah dari badan kasarnya (Meninggal Dunia).
¨     
·         Apakah Kematian Itu ?
Kematian  adalah  perpisahan  jasad  dengan  Roh. Kematian itu terjadi pada waktu raga berpisah dengan jiwa, manakala waktu itu tibamaka jiwa manusia merasa senang, karena saat itu manusia baru bebas, terlepas dari belenggu raga yang sejak dahulu telah mengurungnya. Mati menurut pandangan Hindu hanyalah berlaku bagi jasad, bukan untuk Roh. Kematian hanyalah sebuah fenomena saja. Bagi Roh, jasad tak lebih dari sekedar baju yang jika sudah usang mesti dilepas/dibuang untuk diganti dengan yang baru sebelum mendapat “selimut keabadian” di alam Moksa. Baik buruknya kualitas baju yang diperoleh kemudian bergantung dari daya beli “uang kebajikan” yang telah ditabungnya. Baju baru si Roh akan disandang pada reinkarnasinya. Baju yang paling mahal adalah bermerek “Manusia”, merek ini pun ada bermacam tingkatan, ada yang asli (kualitas utama), yang sedang, rendah bahkan yang imitasi juga banyak. .
Hindu mengenal konsep PurusaPradhana, Brahman-Atman, Bhuana Agung-Bhuana Alit. Pada peristiwa “kematian”, Atman diharapkan kembali kepada Brahman, dan jasad (Bhuana Alit) kembali kepada alam (Ehuana Agung). Untuk proses kembalinya Bhuana alit ke Bhuana Agung, cara yang terbaik adalah dengan membakar (kremasi). Mengapa kremasi yang terbaik? Menurut Sri Swami Sivananda, kremasi memberikan manfaat yang tertinggi bagi Roh. Bila badan tidak dibakar, sang Roh/Jiwa masih dihubungkan dengan bumi. Roh terkatung-katung mengitari badan yang sudah mati disebabkan oleh moha atau keterikatan pada badan fisik. Perjalanannya ke alarn surgawi terhalang karenanya. Jika dibakar, getaran-getaran yang dihasilkan dari penguncaran mantra dan persembahan sesajian air mampu memberikan hiburan dan menyenangkan Roh yang meninggal.

·         Bagaimanakah Jiwa Lepas dari Kematian ?
Perjalanan Atma diawali dengan peristiwa perpisahan raga dan jiwa. Perpisahan itu menimbulkan kesedihan, baik bagi yang meninggalkan, maupun yang ditinggalkan, yakni segenap keluarga. Meskipun diliputi kesedihan akibaperpisahan itu, sang Atma tetap melanjutkan perjalanan menuju tempat suci untuk mengadakan pemujaan kepada Hyang Tripurusa yang mengandung arti tindakan tindakan yang dilakukan oleh Atma ketika mengadakan pemujaan.
Setelah selesai melakukan pemujaan, sang Atma melanjutkan perjalanan menuju Pura Dalem untuk memuja Hyang Durga, yang mengandung arti perbuatan yang dilakukan oleh sang atma ketika memuja Hyang Durga. Hyang Durga dipuja dalam berbagai wujud, yakni sebagai Bhagawati apabila berkuasa di Bale Agung member umur panjang kepada manusia, sebagai Bhwrawa apabila berkuasa di tempat pembakaran mayat, sebagai Dewi Putrika jika berkuasa di Gunung Agung, sebagai Dewi Dhanu apabila berkuasa d Gunung Batur, sebagai Gayatri jika berkuasa di tempat pemandian, sebagai Dewi Gangga apabila berkuasa disungai-sungai besar atau semacamnya, dan sebagai Dewi Sri jika berkuasa di Sawah. Setelah selesai melakukan pemujaan dan telah mendapat Ridho Hyang Durga, sang Atma merasa senang dan kemudian melanjutkan perjalanan, meskipun banyak rintangan yang akan dijumpa dalam perjalanannya, yang artinya sang Atma selesai melakukan pemujaan dan mohon diri dari hadapan Hyang Durga. Sang Atma keluar dari Pura Dalem, pada saat itu, bintang timur bersinar terang yang menandakan fajar menyingsing, sang Atma melanjutkan perjalanan.
Dalam menempuh perjalanan untuk menuju dunia baru, seseorang tidak bisa lepas dari rintangan-rintangan, baik rintangan yang menimbulkan perasaan suka maupun duka. Kesukaan atau kesenangan berupa keindahan dunia baru yang mulai diinjak oleh sang Atma merupakan godaan pertama. Akan tetapi, sang atma tidak terlena oleh kesenangan itu. Sang Atma tidak lupa aka Tuhan. Sang Atma tetap sadar dalam menempuh perjalanan.
Sang Atma melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai Serayu. Rintangan yang mengancam keselamatan sang Atma mulai berdatangan. Sang Atma dihadang oleh seekor Buaya, buaya itu hendak menyantap sang Atma, akan tetapi sang Atma dapat menjinakan buaya tersebut karena sang atma mengetahui rahasianya, yakni buaya itu sesungguhnya merupakan perwujudan temburu, sehingga sang Atma terbebas dari ancaman. Setelah itu, sang Atma dihadang oleh raksasi Sirsa, akan tetapi, sang Atma dapat menjinakan Raksasi Sirsa, karena sang Atma tau rahasianya, sebenarnya Raksasi Sirsa sesungguhnya merupakan perwujudan sinar rahim ibu. Ancaman berikutnya adalah harimau merah, sang Atma tau rahasianya, yakni harimau merah merupakan perwujudan darah seorang ibu melahirkan. Setelah itu, sang Atma diancam oleh serigala hitam, sang Atma dapat menaklukan serigala hitam itu karena ia mengetahu rahasianya, yakni sebagai perwujudan air ketuban. Selanjutnya sang Atma sihadang oleh Bhutakala, akan tetapi, sang Atma dapat menjinakannya dengan memberikan upah berupa sesajen. Setelah itu, sang Kala Catur dating menghadang sang Atma, sang Atma dapat menaklukkannya karena ia tau rahasianya, yakni sebagai perwujudan Anggapati, Mrajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja.
Rintangan demi rintangan dapat dilalui sang Atma, pada prinsipnya sang Atma mengetahui berbagai ilmu yang menyingkap tabir rahasia itu. Pengetahuan mengenai berbagai ilmu kerohanian, khususnya ilmu kelepasan telah menghantarkan sang  Atma disambut oleh Bidadari dan Malini. Tampaknya, kebahagiaan telah dating menyambut sang Atma. Para Bidadara dan Bidadari menjemput sang Atma dengan tandu emas. Kebahagiaan itu pun tidak membuat sang Atma takabur dan lupa diri. Sang Atma tetap sadar akan dirinya, merasa tidak tahu apa-apa, merasa sangat kerdil dihadapan kekuasaan Tuhan yang maha besar. Kesadaran diri itu pun telah mengantarkan sang Atma untuk memasuki kebahagiaan tertinggi, kedamaian abadi sebagai tujuan hidup yang luhur.


(PIDATO) How to Prevent Negative Effect of Tourism Industry in Bali



Om Swastyastu,

The honorable ones the principle of Mediterranean Bali, all teachers and administration staff of Mediterranean Bali and all my friends. Before I begin to give a speech, I would like to invite you to thank to Ida Sang Hyang Widhi Wasa the Almighty, Who has given us Mercy and Blessing, so we can meet together in this blessing place. It be a great honour for me, to stand right here in front of you all to give a speech about How to Prevent Negative Effect of Tourism Industry in Bali.
First I will explain to all of you what the tourism. Tourism is travel for recreational, leisure, or business purposes As we know, tourism in Bali is a good prospect for Indonesia. At this time we can feel the impact of tourism. Every day we see foreigners enjoy their holiday in Bali and why they prefer to visit Bali for their vacation. This is because Bali has many interesting places such as beaches, temples, and cultures. Those are Bali’s superiority. Therefore we must keep, protect, and maintain them. By protecting and maintain them, Bali will become as famous as we wish to achieve our goal.
Ladies and gentleman, we know tourism in Bali is a good prospect for Indonesia. But Many of the negative impacts from tourism occur when the amount of visitors is greater than the environment's ability to cope with the visitor volume.
Some of the consequences of exceeding the environmental capacity include strain on already scarce resources such as water, energy, food and natural habitat areas. In addition, unchecked tourism development may lead to soil erosion, increased pollution and waste, discharges into the sea and waterways, increased pressure on endangered species of animals and plants, and heightened vulnerability to deforestation, as well as loss of biodiversity.
The same way that tourism can encourage the preservation of socio-cultural authenticity of host communities, mass tourism may also erode traditional values by introducing foreign elements which are in conflict with the cultural, historical, and religious heritage of the community. The tourism paradox therefore, lies in the tension between our desire to travel the world, and the need to provide the most benefits with the least harm. Many well intentioned people in the public and private sector are hard at work looking for solutions that will provide viable, long-term socio-economic benefits for tourist areas.

Ladies and gentleman, there are 5 ways to improve the tourism in Bali, which are as follows:
1.     Firstly, we have to keep everlasting our culture and tradition because our culture is the first power of attraction for tourist.
2.    Secondly, we have to improve safety in Bali too in order for them to feel safe during their visit. In this case, the local government has to be involved. What should we do to improve our place safe,
·         Minimize other people to come to Bali and live in Bali.
·         Whoever entering Bali we must check their identity, and other necessary document.
·         We have to make sure that they aren’t involved with terrorist network.
·         Increase security system in every transit area, by installing the CCTV and finding good security guard.
·         The community itself has also conscious to participate to keep the safety around their environment, in order to decrease the crime.

The above points can be supported the safety of Bali and to expedite Bali’s tourism. An example in 2002 Bali had bomb attacked, it makes Bali’s tourism slip down. Many tourists return to their own country, it also causing Bali’s economic crisis. Many employees were redundancy. Now we can think how important the safety for our life is.

3.    Thirdly, the cleanliness environment in order for Bali looks more nature and eternality of environment, the tourist will feel comfort if the environment look clean.
4.    Make more public facilities for tourists use, like toilet, telephone, highway, bridge, bus stop, etc, we must participate to keep their condition in order to the tourist can use that.
5.    To keep the friendliness of Balinese community to make the tourist feel happy and enjoying their vacation. Balinese community famous with their friendliness. We always say “Om Swastiastu” if we meet other people, that shows our behavior. The tourists think it is interested.

It used to development Bali Island. As we know that the tourists are very interested in with our beautiful nature and culture.
Okay, from my argument above we can conclude that the tourism give us the motivation to keep everlasting of our culture. Because we have different culture, we must learn more about our culture, and from the culture and tourism the government can get more tax. Because of that we as the young generation must have responsibility of our culture. We know many teenagers in Bali have desire to the tourism industry.
At last, I apologize if when I explain my speech there is the words that make you hurt. This is my last argument. I hope what I say in above can brings more advantages in your life. Thanks for your attention
Om Santih, Santih, Santih, Om.


sumber :

Cara Membuat Surat Lamaran Pekerjaan dan CV

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Personalia
Goya Boutic Resort
Jln Raya Bisma, Ubud

Dengan Hormat,
Saya bermaksud untuk melamar pekerjaan dan bergabng ke dalam perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Adapun bagian pekerjaan yang saya maksudkan adalah bagian Cook di Hotel ini. Berikut ini adalah data singkat saya :
Nama                           : Kadek Wahyu Budiarta Putra
Tempat/ Tgl. Lahir      : Denpasar, 22 Juni 1996
Alamat                                    : Jl. Kenyeri Gg. Werkudara No. 7
No. Telpon                  : 08972328679
Dan saat ini saya dalam keadaan sehat dan cukup bisa berbahasa Inggris. Kejujuran dan loyalitas selalu saya utamakan dalam bekerja dan saya juga cukup baik dalam bidang pastry. Saya senang untuk belajar dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.      CV
2.      Foto copy ijasah terakhir
3.      Foto copy sertifikat Trainee
4.      Foto copy sertifikat kursus
5.      Pas photo 3x4
Kesempatan wawancara dari Bapak/Ibu Personalia sangat saya harapkan agar saya dapat menjelaskan lebih rinci tentang potensi dan kemampuan saya untuk mengabdi di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Demikian surat lamaran ini, saya ucapkan terimakasih atas perhatian Bapak/Ibu personalia.
Denpasar, 7 Maret 2016
Hormat Saya



Wahyu Budiarta Putra
Curriculum Vitae


Name                                 :     Kadek Wahyu Budiarta Putra
Address                             :     Jln Kenyeri Gg. Werkudara No. 7 Br .Tega, Denpasar
E-Mail                               :     wahyubudiartha @gmail.com
Telp./HP.                           :     08972328679
Date Of Birth                    :     22 June 1996
Marital status                    :     Single
Nationality                        :     Indonesia

EDUCATION
2002-2008                               SD N 2 TONJA
2008-2011                   SMP N 8 DENPASAR

2011- 2014                              SMK N 5 DENPASAR

2014-2015                               MEDITERRANEAN BALI

WORK EXSPERIENCES :
July,25th 2012 – September, 24th 2012            : Training as Cook in Flapjaks Central Kitchen
September, 25th 2012 – September,30th 2012   : Daily Worked as Cook In Flapjaks Central Kitchen
October,4th 2012 – January,3rd 2013               : Training as Cook in Flapjaks Central
  Kitchen
December, 20th 2014 – June, 19th 2015           : Training as Cook in Kuta Paradiso Hotel
October,1st 2015 – Now                                 : Daily Worked as Cook in Umanyar Resto

HOBBIES / INTERESTS      :  Cooking

PERSONALITY                    : Fast learner, good listener,  detailed, specific, dependable,
   accurate.

Monday, February 17, 2014

Kebudayaan


Peta Konsep :
À      Pengertian Kebudayaan
À      Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
·         Kebudayaan Menurut Ahli Luar Negri:
1.      Nostrand
2.      Richard Brisling
3.      Croydon
4.      Larson dan Smalley
5.      Ralph Linton
6.      Raymond Williams
7.      Al. Krueber
8.      Sir Edwards B Tylor
9.      C. Klluckhohn
10.  M. Jacobs dan B.J. Stern
11.  Dr. K. Kupper
12.  William H. Haviland
13.  Francis Merill
14.  Bounded et.al
15.  Mitchell
16.  Robert H Lowie
17.  Edward Spranger
18.  Herskovits
·         Kebudayaan Menurut Ahli Dalam Negri :
1.      Prof. Dr. Koentjoroningrat
2.      Ki Hajar Dewantara
3.      Arkeolog R. Soekmono
4.      Effat al-Syarqawi
5.      Parsudi Suparlan
6.      Sutan Takdir Alisyahbana
7.      Dr.Moh.Hatta
8.      Mangunsarkoro
9.      Drs. Sidi Gazalba
10.  Djjojodigono
À      Wujud Kebudayaan (menurut J.J. Hoenigman)
·         Gagasan (wujud ideal)
·         Aktivitas (tindakan)
·         Arteak (karya)

À      Unsur – Unsur Kebudayaan
·         Bahasa
·         System Pengetahuan
·         Organisasi Sosial
·         Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
·         Sistem Mata Pencarian Hidup
·         Kesenian
·         Sistem Religi
À      Faktor yang Mempengaruhi Keragaman Budaya
À      Pengaruh Keragaman Budaya di Indonesia
À      Peran Masyarakat dalam Keragaman Budaya
À      Manfaat dari Keragaman Budaya
À      Ciri – Ciri Keragaman Budaya
À      Dampak dari Keragaman Budaya



Pengertian Kebudayaan
            Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1.      Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.      Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
Kebudayaan Menurut Ahli Luar Negri:
1.      Nostrand (1989: 51) 
Mendefinisikan budaya sebagai sikap dan kepercayaan, cara berpikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut. 
2.      Richard brisling (1990: 11) 
Kebudayaan sebagai mengacu pada cita-cita bersama secara luas, nilai, pembentukan dan penggunaan kategori, asumsi tentang kehidupan, dan kegiatan goal-directed yang menjadi sadar tidak sadar diterima sebagai "benar" dan "benar" oleh orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota masyarakat.
3.      Croydon (1973: 4)
Budaya adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian besar berada di bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur perilaku manusia sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya. 
4.      Larson dan Smalley (1972: 39)
Kebudayaan sebagai "blue print" yang memandu perilaku orang dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini mengatur perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap
masalah status, dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup. budaya yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat dan komunitas persegi persegi. 
5.      Ralph Linton (1945: 30)
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan Dari Masyarakat Yang manapun dan regular tidak Hanya mengenai sebagian Dari cara Hidup Name of ITU yaitu Masyarakat Yang dianggap lebih diinginkan Dibuat Tinggi atau lebih. 
6.      Raymond Williams (1961: 16)
Budaya adalah seluruh kehidupan, materi, intelektual, dan spiritual.
7.      Al. Krueber (1958: 582-583)
Kebudayaan sebagai suatu sistem Dari ide-ide dan Konsep-Konsep Kebudayaan Dari wujud sebagai rangkaian tindakan berpola suatu aktivitas dan Manusia yang.
8.      Sir Edwards B Tylor (1871: 1)
Kebudayaan adalah keseluruhan Kompleks Dari ide dan segala Sesuatu Yang dihasilkan Manusia KESAWAN pengalaman historisnya. Termasuk disini adalah pengetahuan, kepercayaan, Seni, moral, Hukum, kebiasaan, kemampuan Lainnya Serta therapy terapi dan Yang diperoleh Manusia sebagai anggota Masyarakat. 
9.      C. Klluckhohn (1949: 35)
Sebagai total dari cara hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh individu dari grupnya.
10.  M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
11.  Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
12.  William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
13.  Francis Merill
Kebudayaan merupakan Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social,semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
14.  Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat.
15.  Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
16.  Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.


17.  Edward Spranger
Kebudayaan sebagai segala bentuk atau ekspresi dari kehidupan batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan teknologi dan pola material kehidupannya.
18.  Herskovits
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.

Kebudayaan Menurut Ahli Dalam Negri
1.      Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180)
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
2.      Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
3.      Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
4.      Effat al-Syarqawi
yang mengartikan  kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi ruang dan waktu
5.      Parsudi Suparlan
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
6.      Sutan Takdir Alisyahbana
Mengatakan Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berfikir.
7.      Dr.Moh.Hatta
Berpendapat Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
8.      Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
9.      Drs.Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.


10.  Djojodigono(1958)
memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Wujud Kebudayaan (menurut J.J. Hoenigman)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan Artefak.
1.      Gagasan (Wujud ideal)
 Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 
2.      Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.      Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

Unsur – Unsur Kebudayaan
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1.      Bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi
2.      sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu
3.      organisasi sosial                                        
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4.      sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
5.      sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6.      kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut
7.      sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
v  Melville J. Herskovitsme nyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
·         alat-alat teknologi
·         sistem ekonomi
·         keluarga
·         kekuasaan politik
v  Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
·         sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
·         organisasi ekonomi
·         alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
·         organisasi kekuatan (politik)
v  Prof. Dr. Koenjaraningrat mengklasifikasikan unsure-unsur kebudayaan dengan sejumlah unsure kebudayaan objektif. Unsure universal itu sekaligus menjadi isi kebudayaan, yaitu:
·         Sistem religi dan upacara kebudayaan
·         Sistem dan organisasi kemasyarakatan
·         Bahasa
·         Sistem pengetahuan
·         Kesenian
·         Sistem mata pencaharian hidup
·         Sistem teknologi dan peralatan


Faktor yang Mempengaruhi Keragaman Budaya
1.      Faktor manusia
Apabila manusia aktif dalam menciptakan kebudayaan akan bertambah maju, sebaliknya apabila manusia tidak lagi memelihara kebudayaannya maka kebudayaannya tersebut akan hilang.
2.      Faktor lingkungan alam
Terjadinya gempa bumi, angin ribut (taupan), banjir basar, gunung meletus, kemarau yang berkepanjangan, dan lain – lainnya yang menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah – daerah tersebut tarpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Dan saat itulah masyarakat tersebut akan beradaptasi dengan sendirinya dan menyesuaikan diri pada lingkungan dan kebudayaan yang baru.
3.      Faktor perubahan nilai – nilai dan sikap
Setiap individu dalam melaksanakan aktivitas yang selalu berdasarkan serta perpedoman kepada nilai – nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat. Di lain pihak nilai – nilai ini sangat mempengaruhi tindakan dan perilaku manusuia baik secara perorangan, kelompok maupun terhadap masyarakat itu sendiri. Di katakan demikian karena nilai – nilai tersebut adalah sekumpulan perorangan, kelompok atau masyarakat tidak patut terhadap obyek maaterial maupun non material. Dengan yang selalu diinginkan, di cita – citakan dan di anggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
4.      Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
a.       Akulturasi
Akulturasi dalah sebuah fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-bada bertemu dan mangadakan kontak secara langsung dan terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalaam pola – pola kebudayaan.
b.      Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang telah lanjut yang ditandai dengan kurangnya pembedaan antara individi – induvidu dan antara kelompok – kelompok, dan makin eratnya kesatuan aksi, sikap – sikap dan proses mental yang berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
c.       Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur – unsur kebudayaan dari perorangan kepada orang laindan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses terseut manusia mampu menghimpun penemuan – penemuan baru yang telah di hahisilkan.
d.      Sintesa
Sintasa adalah campuran antara dua kebudayaan yang berbeda dan melahirkan kebudayaan dalam bentuk – bentuk baru dari keluarga.
e.       Dominasi
Dominasi adalah bila kebudayaan terdesak dan akhirnya lenyap di ganti dengan kebudayaan yang baru masuk.
5.      Faktor kemajuan teknologi
Perkembangan teknologi yang begitu cepat menimbulkan perkembangan – perkembangan pula di lapang sosial. Misalnya pengaruh penemuan radio mempunyai efek pada leapangan rekreasi, pendidikan, pengangkutan, agama, pertanian, ekonomi, pemerintah dan sebagainya.
6.      Perubahan kependudukan
Perubahan kependudukan bisa terjadi kaarena adanya gerak kemasyarakatan. Gerak kemasyarakatan ini dapat di bagi menjadi dua yaitu gerak kemasyarakatan yang bersifat vertikal dan horizontal.
Jadi dengan adanya gerak kemasyarakatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan kependudukan, ini bararti akan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan di dalam masyarakat.

Pengaruh Keragaman Budaya di Indonesia
Pengaruh positif:
1.      Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata,
2.      Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional,
3.      Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antarsuku yang berbeda.
Pengaruh negatif:
1.      Kecurigaan antarsuku bangsa,
2.      Adanya potensi konflik antarsuku dan hambatan pergaulan antarsuku karena perbedaan bahasa, dan kebudayaan,
3.      Banyaknya suku bangsa yang ingin menerapkan hukum adatnya.

Peran Masyarakat dalam Keragaman Budaya
            Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu.
             Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.      Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung. 
2.      Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). 
3.      Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
4.      Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. 
5.      Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.

Manfaat dari Keragaman Budaya
Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beraneka ragam karena terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, golongan politik dan sebagainya. Keragaman kebudayaan inilah yang menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya di dunia. Namun keberagaman tersebut menyebabkan kehidupan masayarakat Indonesia menjadi rawan konflik. Masyarakat majemuk atau multikultural memiliki karakteristik heterogen dengan pola hubungansosial antarindividu bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan perbedaan-perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya. Kebesaran kebudayaan sauatu masyarakat atau bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung berbagai perbedaan dan keberagaman dalam satu ikatan yang berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi. Manfaat keberagaman budaya suku-suku bangsa adalah sarana untuk menengahi setiap ada isu konflik separatis dan disintegrasi sosial.

Ciri – Ciri Keragaman Budaya
1.      Keberagaman Suku Bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka bermigrasi ke indonesia secara bergelombang dan menempati pulau-pulau di indonesiaa. Menurut ahli sejarah antara tahun 3.000-500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercamput dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan.
Klasifikasi anekea suku bangsa di Indonesia biasanya di dasarkan pada sistem lingkaran hukum adat. Sistem klasifikasi ini mula-mula disusun oleh Van Vollenhoven yang membagi indonesia ke dalam 19 daerah sukau bangsa
2.      Keberagaman Bahasa
Seiring dengan keberagaman suku bangsa, di Indonesia terdapat kurnag lebih 250 bahasa dan dialek. Menurut para ahli, sebagian besar bahasa di indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia).
3.      Keberagaman Religi
Selain suku bangsa dan bahasa, Indonesia juga memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Terhitung di Indonesia terdapat lima agama yang di akui secara resmi oleh negara, yaitu Islam, Khatolik, Protestan, Hindu, Buddha.
4.      Keberagaman Seni dan Budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud Kebudayaan itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dll

Dampak dari Keragaman Budaya
Keragaman budaya dalam ilmu Antropologi dinamakan sebagai diversitas. Negara dengan keanekaragaman budaya seperti Indonesia jika ditanggapi dengan sikap memandang perbedaan, dapat menimbulkan dampak negatif. Sebaliknya, bila keanekaragaman tersebut dikelola dengan semestinya, akan menjadi kekuatan tersendiri.

A.    Berbagai Permasalahan Akibat Keanekaragaman Budaya
Berkaitan dengan keberagaman kebudayaan dalam kehidupan masyarakat majemuk. Terdapat berbagai permasalahan sebagai berikut.
1.      Etnosentrisme
Etnosentrisme bisa diartikan sebagai anggapan atau keyakinan bahwa kebudayaan sendiri lebih baik daripada semua kebudayaan lain. Contoh dari bentuk etnosentrisme yang paling ekstrem dalam sejarah adalah gerakan Nazi Jerman di bawah Hitler. Pada Prinsipnya sikap etnosentrisme memiliki kecendrungan destruktur terhadap kebudayaan-kebudayaan lain. Oleh karena itu, sikap tersebut dapat menimbulkan disentegrasi dan disorganisasi dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.
2.      Anomie
Anomes adalah suatu gejala sosial yang sangat unik sebagai akibat adanya perubahan sosial-budaya yang selalu bergantian, sementara itu sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu, masyarakat sekolah kehilangan pedoman untuk menentukan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Anomie terjadi sebagai bagian dari dampak negatif akibat perubahan budaya yang cepat dan frontal.
3.      Cultural Lag
Proses penyebaran kebudayaan asing tidak selalu berlangsung secara menyeluruh, tidak hanya sebagiannya, sehingga menimbulkan suatu bentuk ketimpangan budaya atau cultural lag. Sebagai contoh, orang suku pedalaman yang tidak mengenakan pakaian (modern), tiba-tiba diberi pakaian seperti kita. Mungkin saja orang tadi memakainya seperti kita. Akan tetapi, orang tadi mungkin tidak tahu tata cara merawat pakaian tersebut, misalnya perlu dicuci sehingga membutuhkan sabun cuci dan menyetrikanya.
4.      Mestizo Culture
Mestizo culture yaitu suatu proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang mempunyai simbol dan sifat berbeda. Ciri yang tampak dari perubahan ini yaitu sifat formalismenya (hanya dapat meniru bentuknya tanpa mengetahui arti sesungguhnya). Contohnya, peningkatan pola pamer kekayaan akibat gencarnya iklan tertentu. Kondisi psikologis yang terkait dalam gejala mestizo culture adalah munculnya kecemasan dan ketidakpuasan seseorang terhadap sesuatu yang telah dimilikinya.
5.      Rejection (Penolakan)
Proses perubahan kebudayaan yang berlangsung terlalu cepat sedang menimbulkan reaksi penolakan dari sejumlah besar anggota masyarakat, khususnya dari kalangan generasi tua atau kelompok konservatif yang masing sangat memegang teguh nilai-nilai tradisional. Sebagai contoh, program KB (keluarga berencana) di Indonesia, pada awalnya sempat mendapatkan banyak reaksi penolakan dari beberapa kalangan. Namun dalam perkembangannya lebih lanjut, program tersebut akhirnya diterima sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi laju pertambahan dan kepadatan penduduk.

Salah satu usaha untuk mengatasi masalah disorganisasi sebagai akibat adanya perubahan kebudayaan yang berlangsung secara terus-menerus adalah dengan mengadakan suatu perencanaan sosial (social planning) yang baik.
B.     Sikap Terhadap Keragaman Budaya Yang Diharapkan
Keanekaragaman kebudayaan di satu sisi memberikan kontribusi penting bagi bangsa dan masyarakat besar seperti Indonesia. Tentu saja hal tersebut bisa terjadi apabila keragaman kebudayaan tersebut dikelola dengan tepat. Bagaimana bila tidak dikelola dengan tepat? Malapetakalah yang akan melanda. Hampir semua negara yang penduduknya heterogen seperti India dan Filipina, termasuk Indonesia setiap saat diwarnai dengan konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Usaha mencapai persatuan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dengan aneka ragam kebudayaan dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi dan sikap empati pada diri setiap warga. Toleransi adalah adanya sikap tenggang rasa yang bertujuan memberikan kebebasan orang lain untuk menjalankan haknya. Sikap toleransi sangat bertolak belakang dengan sikap etnosentrisme yang memandang rendah kebudayaan lain. Sikap toleransi, menunjukkan luasnya pola pikir seseorang sekaligus menunjukkan pemahamannya mengenai kondisi alam semeseta yang sangat beraneka ragam ini. Sikap toleransi merupakan landasan utama seseorang dalam membangun kehidupan yang penuh ketenangan di lingkungan masyarakat yang beragam budaya.
Adapun empati adalah suatu sikap yang menunjukkan turut merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Praktiknya adalah dengan mencoba menempatkan dirinya dalam kondisi orang lain. Sifat empati ini hakikatnya ditunjukkan dalam bentuk perasaan “senasib dan seperjuangan”. Sikap empati ini berarti bukan sekedar toleransi yang ditunjukkan dalam kehidupan masyarakat beragam budaya, melainkan juga semangat kegotongroyongan atau kerja sama tanpa memandang perbedaan yang ada.


KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan per...